PENGEN PEDAS???! TIDAK PERLU BELI!

Sedulur….
Bulan Desember sampai akhir ini harga cabe cukup tinggi. Di pasar desa “lokal” sudah mencapai Rp.75.000,- / kilonya. Bahkan di awal bulan Desember ‘adex’ beli 1000 perak dapat 3 biji saja.
Bagi orang “desa” biasanya mempunyai lahan cukup luas, sehingga dapat ditanami sayur, buah dan sebagainya dan dapat panen semaunya sendiri.
Penulis yang tanahnya cukup “ditanami semen” saja tidak punya lahan untuk ”berkebun”. Tetapi dengan bantuan pralon air yang berukuran 4 inch, penulis di bulan November menanam pohon cabai “emper atas”. Hingga bulan desember ini beberapa kali panen cabai. (Lumayan jika pengen lalap / yang pedas-pedas tidak usah beli cabe di warung lagi, “tinggal petik”).

Berikut diantara gambar-gambarna :

IMG_20141226_052215 IMG_20141226_052134 IMG_20141226_052147

Tetap berkonsentrasi berkendaraan & keep safety
Salam……….

KEMARAU YANG “MEMATIKAN” TANAMANKU

Sedulur…..

Kemarau baru beberapa saat dimulai, tapi efeknya sudah dapat dirasakan. Kalau siang panasnya sangat terik, debu-debu berhamburan (menyebabkan radang tenggorokan /batuk), dan jika saat malam tiba dinginnya sampai “menggigit” tulang. Buch.. lebay……

Saat penulis melihat kebun ada beberapa tanaman yang mati kekeringan. Tanaman yang  penulis tanam beberapa  bulan yang lalu (seperti artikel yang pernah  ditulis di awal tahun ini ). Mudah-mudahan kemarau segera berlalu, kebunku segera hijau kembali.IMG_20140909_063749

Tanaman matoa yang  kering  daunnya

IMG_20140909_064109

Ini ceritaku………… !!! mana ceritamu………. ???

Tetap berkonsentrasi berkendaraan & keep safety.

Salam……….

PRAKTEK MEMBUAT CAMILAN WINGKO (Part 2)

Sedulur……
Melanjutkan  judul artikel PRAKTEK MEMBUAT  CAMILAN  WINGKO (Part 1), kini penulis meneruskan  dengan  judul  PRAKTEK MEMBUAT  CAMILAN  WINGKO (Part 2).
Setelah  langkah-langkah dapat terlaksana dengan  baik yakni : Pertama persiapan bahan, Kedua mixing  bahan-bahan jadi  adonan, Ketiga mengkukus adonan, Keempat Pendinginan dan pemeraman, sekarang tibalah  saatnya membentuk menjadi wingko.
(Sebelumnya  memang  acara praktek ini  dilakukan secara dadakan,  Sabtu sore ba’da Isya dimulailah persiapan  bahan-bahannya, hingga pukul  22.00 WIB baru selesai  proses pengukusan  adonan.  Untuk  langkah yang  kelima adalah  proses pembentukan  adonan menjadi wingko kecil  dan penggorengan. Karena alat / loyang  penggorengan belum didapat (dipunyai), sehingga paginya (Minggu pagi) berangkatlah ke toko  swalayan di kota Jogja untuk  membeli tempat penggorengan.  Siangnya ba’da Dluhur, dimulailah proses yang  kelima ini.)

IMG_20140824_103351

Memilih loyang penggorengan

IMG_20140824_110415
Kompor baru pengganti kompor lama

Proses ini  dimulai  dengan  mengambil  sebagian  (dicuil kecil) pada adonan yang  sudah  diperamkan. Hasil cuilan dibentuk  menjadi bulatan  wingko sebesar bola bekel.  Selanjutnya bulatan wingko di masukkan ke loyang  penggorengan dengan sedikit ditekan dengan  alat masak “sotil”, sehingga akan menjadikan bentuk wingko “gepeng”.
Penggorengan  dilakukan dengan  menggunakan  api yang  sedang saja, supaya tidak mudah gosong, sehingga hasil penampakan wingko bagus (sempurna), dan tercipta selera untuk memakannya. Proses ini  juga harus dibalik untuk  mendapatkan dua sisi yang  sama warnanya.

IMG_2748

Proses penggorengan diatas loyang  

Keenam Proses pendinginan dan mengemasan.
Setelah  matang  dalam penggorengan, wingko ditempatkan  pada alat “tampah” tempat yang terbuat dari  anyaman  bambu dengan permukaan  yang  luas, sehingga mempermudah proses pendinginannya.

IMG_2752

Pendinginan di “tampah”

Setelah dingin  wingko di kemas dengan kertas minyak, dan ditata untuk  siap disajikan / disimpan ( dalam suhu kamar).

IMG_2753

Pengemasan sementara (kertas minyak belum ready)

Dari uji (hasil praktek pertama ini)  yang diberikan kepada beberapa orang, di dapatkan  data-data:
1. Kedua ortu penulis untuk mencobanya dan  menyatakan sudah “bagus”  dengan  kelembekannya cukup, hasil penggorengan yang  kering, tapi rasa  ketan  masih agak menonjol ( terasa).
2. Teman-teman kantor menyatakan  bahwa hasilnya sudah “enak“  bentuk dan rasanya seperti  wingko yang  populer.
3. Anak-anak  yang  ditemui, menyatakan  “enak” (diberi satu masih kurang)
Dengan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa praktek berhasil dengan baik “Alhamdulillahirobil’alamin“.
Dan tingkat ketahanan (lama simpan) setelah  6 hari masih  terasa “enak“ rasa tidak berubah.
Ini ceritaku………… !!! mana ceritamu………. ???
Tetap berkonsentrasi berkendaraan & keep safety.
Salam……….

PRAKTEK MEMBUAT WINGKO (Part 1)

Sedulur……
Setelah berkunjung ke tempat pabrik wingko HAYU di artikel dengan judul “BERKUNJUNG KE RUMAH DAN PABRIK WINGKO BABAT “HAYU” DI SRANDAKAN” part 1 sampai dengan part 3, Penulis tergerak untuk melaksanakan  praktek sendiri membuat wingko. Awalnya  mempersiapkan  alat-alat yang  digunakan antara lain,  kompor, wajan tebal, basi kukus, loyang, baskom, cukil kelapa, pisau dan beberapa peralatan dapur. Bahan yang  telah dipersiapkan  berupa tepung  ketan, kelapa tidak terlalu tua, gula pasir, margarin, garam, dan  beberapa bahan pelengkap.
Langkah –langkah  yang  dilaksanakan :
Pertama persiapan bahan :
Membelah  kelapa, diambil dagingnya dan  selanjutnya bagian  belakang daging  kelapa yang berwarna coklat di bersihkan dengan  pisau tajam, sehingga tertinggal  putihnya saja.  Proses selanjutnya  me”marut” kelapa yang  telah dibersihkan.

1kelapa muda diambil dagingnya

2

bagian belakang dihilangkan (kulit luar daging)

 

 

3

daging kelapa siap parut

Kedua mixing  bahan-bahan jadi  adonan
Mempersiapkan  loyang / baskom kosong untuk mencampur bahan-bahannya,  berupa tepung  ketan dan  parutan kelapa dicampur dan di”mixing” menggunakan  tangan  hingga  tercampur (belum ada mixer). Untuk membuat manis ditambahkan  gula pasir secukupnya  (hingga bahan mixing terasa manis). Ukuran / perbandingan  pencampuran  tepung  ½ kg dengan  kelapa  3 butir. Penambahan  bahan-bahan  lain  sesuai selera bisa dilakukan  di proses ini.

4

mencampur bahan jadi adonan

Ketiga mengkukus adonan
Pengukusan  dilakukan dengan  alat kukus yang  telah  diberi air,  kemudian di masak hingga air mendidih. Setelah  mendidih Adonan dimasukkan  untuk dimasak hingga “tanak”. Lama pengukusan ini  sampai  1 jam  hingga adonan yang dimasak “kukus” matang. Dalam proses pengukusan  ini adonan sering di “udak” sehingga matangnya merata.

5 6Mengukus adonan hingga matang

Pendinginan dan pemeraman.
Adonan yang telah matang  dipindahkan ke loyang  bersih untuk pendinginan. Proses pendinginan  dan pemeraman ini dilakukan  selama 12 – 24 jam  dengan menempatkan pada suhu kamar dan  posisi adonan matang  tidak tertutup rapat.
Untuk proses selanjutnya pada part 2.

7adonan masak pendinginan dan  pemeraman

Ini ceritaku………… !!! mana ceritamu………. ???
Tetap berkonsentrasi berkendaraan & keep safety
Salam……….

PASANG BEL PINTU BARU UNTUK RUMAH

Sedulur……

Sabtu, 2 Agustus 2014 yang lalu, Ayah (ortu penulis) datang ke rumah. Waktu itu penulis sedang di kamar mandi, sementara adik berada di dapur, sehingga kami tidak mendengar salam sapa tamu yang datang.(bel pintu sudah mati,  belum sempat diganti). Karena sudah salam 3 x tidak ada jawaban (pintu tidak di buka) maka ayahpun pulang kembali (begitu cerita siangnya penulis datang ke rumah ortu yang berjarak ±200 m).

Dengan kejadian tersebut maka penulis memasang bel pintu yang baru yang mudah-mudahan lebih  baik dari pada bel pintu awal yang baru berumur 3 bulan sudah mati.

IMG_2558

 

bel pintu lawas yang berumur kurang dari 3 bulan

Jenis bel yang di pasang adalah jenis wireles (tanpa kabel). Pernah dicoba dengan jarak 11 meter,  masih berfungsi dengan baik. Semoga alat ini awet dan kejadian  tamu tidak terdengar tidak terulang lagi.

Inilah gambar review dan pemasangannya yang  mudah.

 IMG_2556

Satu unit wireless bel pintu

 IMG_2557

Bagian belangan (optional)

IMG_2559

Pemasangan  master bel di tancapkan stop kontak

IMG_2560

Pemasangan batery di panel tombol

 IMG_2561

Pemasangan  panel tombol di dekat pintu

 

Ini  ceritaku………… !!! mana ceritamu………. ???

Tetap berkonsentrasi berkendaraan & keep safety

Salam………..

ZAKAT FITRAH DI MASJID KAMI

Sedulur……

27 Juli 2014 penulis ikut menyetorkan zakat fitrah ke masjid Sholikhin (masjid kampung penulis), karena memang disana sebelumnya telah dibentuk panitia penerima dan pembagi zakat fitrah (berupa beras atau uang yang nantinya dibelikan beras yang sepadan) yang dibuka pada saat ba’da sholat dzuhur sampai dengan ba’da sholat Ashar.

Untuk mengingat lagi apa itu Zakat fitrah maka penulis tuangkan dalam tulisan. Zakat fitrah  adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim untuk menyucikan orang berpuasa. Kewajiban ini dibebankan kepada orang Islam tanpa terkecuali. Tidak hanya orang tua, tetapi juga anak-anak, hingga bayi yang lahir sebelum sholat Ied dimulai.

Kewajiban zakat fitrah ini diberikan kepada setiap muslim yang merdeka, yang memiliki bahan makanan melebihi kebutuhan diri dan tanggungan sehari semalam. Seorang muslim yang demikian wajib mengeluarkan zakat untuk dirinya sendiri dan orang-orang yang wajib dinafkahi olehnya. Zakat yang harus dikeluarkan adalah sebesar satu sha’ makanan pokok untuk satu orang. Secara umum, yang dikeluarkan adalah 2,5 kilogram beras.

Apakah zakat fitrah bisa diganti dengan uang? Disebutkan oleh Imam Nawawi, “Kebanyakan ahli fiqih tidak membolehkan mengeluarkan dengan nilai, tetapi Abu Hanifah membolehkannya”. Imam Ahmad ketika ditanyai mengenai hal ini, menjawab, “Aku khawatir seperti itu tidak sah. Mengeluarkan zakat fithri dengan uang berarti menyelisihi perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

Dalam hal ini terdapat tiga pendapat utama, yang pertama, boleh membayar zakat fitrah dan yang lainnya dengan menggunakan qimah (mata uang). Pendapat kedua, tidak boleh membayar zakat dengan qimah (mata uang). Yang ketiga, diperbolehkan membayar zakat dengan qimah bila ada kemaslahatan. Karena pada masa modern uang dianggap lebih memberikan maslahat, Syaikh Yusuf Al-Qardhawi membenarkannya.

Kemudian, ada yang berkata bahwa “Pahala bulan Ramadhan itu menggantung di antara langit dan bumi. Tidak terangkat kepada Allah SWT kecuali dengan ditunaikannya zakat fitrah”. Dalam hal ini keyakinan terhadap hal tersebut keliru. Walaupun ada yang mengklaim ini adalah riwayat yang disampaikan Nabi, riwayat tersebut disebutkan Imam As-Suyuthi sebagai hadits dhaif’

Wallahu A’lam Bishawab .

Berikut beberapa gambar kegiatan fitrah di masjid kami,

 IMG_20140727_140033

panitia mencatat pendapatan fitrah dari penyetor setelah ditimbang

IMG_20140727_135959

menimbang/menakar  dan membungkus kembali dg ukuran yg sama untuk dibagikan ke yang berhak

IMG_20140727_140004

istirahat

Ini  ceritaku………… !!! mana ceritamu………. ???

Tetap berkonsentrasi berkendaraan & keep safety

Salam………..

sumber : blog islam

PENEN LOMBOK PERTAMAX DI KEBUN SENDIRI

Sedulur ….

Alhamdulillah……. kegembiraan baru penulis dapatkan lagi dengan kemurahan Allah (sangat bersyukur, dengan salah satu cara menuliskan di artikel ini). Melihat tanaman lombok yang ditanam di kebun sudah berbuah cukup banyak. Sudah lebih dari 35 hari sejak bibit lombok ditanam di kebun. Hingga hari ini 24 Mei 2014, pagi-pagi sekali pergi ke kebun untuk memetik buah lombok yang sudah agak besar. Continue reading